Kisah Tukang Sampah di Stasiun Kota Jakarta
Saat istirahat siang, Jhon (nama samaran bloger) sedang mencari warung rokok di daerah Stasiun Kota Jakarta.
Setelah membeli, ia mencari tempat yang enak buat duduk, sampai akhirnya ia
bertemu seorang bapak tua yang menawarkan tempat duduk. Lalu ia duduk di dekat
bapak itu.
Ia perhatikan, bapak itu membawa tas besar berisi
kresek plastik bekas. Kemudian, ia menawarkan rokok kepada bapak itu. “Nggak
mas makasih, saya nggak ngerokok. Sayang uangnya, mending buat makan daripada
beli rokok. Lagian gak bagus juga buat badan,” kata bapak itu.
Tak berapa lama, ia mendengar suara perut, “kruuuuukk.” Lantas,
ia menanyakan“Belum makan, pak? Mau saya belikan, pa?” Ternyata, si
Bapak menolak. Ia merasa bahwa si bapak bukannya gak mau makan, tapi beliau
tidak punya uang untuk membeli makanan.
Dengan segera, Jhon permisi pergi sebentar untuk
membeli makanan. Selese pesen, ia membawa dua piring nasi. Ia mau langsung
memberikan makan siang, tapi takut kalo bapaknya tersinggung. Jadi, ia
pura-pura telpon temennya, “Yaaah... Ga jadi kesini? Udah gw beliin nih.
Ooohh.. gitu... yauda deh gapapa..”
Bapak berkata, “Ya ga papa mas, dibungkus
aja nanti bisa dimakan sore.”
“Bapak ‘kan belum makan siang, ini makanan
daripada sayang gak ada yang makan. Gimana kalo bapak aja yang makan pak?
Nemenin saya makan sekalian pak,” kata Jhon.
“Waduh mas, saya ga punya uang buat bayarnya,” kata bapak itu.
“Gapapa pak, makan aja.. saya bayarin dah..” kata
Jhon.
Tanpa ia duga, si bapak meneteskan air mata.
Beliau mengucap syukur berkali-kali. Bapak itu berkata, “Makasih udah
dibelikan makanan. saya belum makan dari kemarin sebetulnya. Cuma saya malu,
saya inginnya beli makan sama uang sendiri karena saya bukan pengemis.
Sebetulnya lapar sekali, tapi saya belum dapet uang hasil nyari sampah.”
Akhirnya, Jhon memberi uang seadanya. Itupun pake
alasan dahulu kepada bapaknya soalnya beliau ga mau dikasi uang. Kemudian
mereka berpisah. Ia memperhatikan perpisahannya dengan si bapak. Ternyata si
bapak jalan ke kotak amal masjid dan memasukan sebagian duit ke dalem kotak
itu.
Sobat, sudah sepatutnya kita bersyukur memiliki
pekerjaan tetap dan menikmati hasil jerih payah kita bersama keluarga dan
sesama. Sementara orang lain belum tentu merasakan kenikmatan yang kita rasakan
saat ini.